Posts

Showing posts from 2019

Pamit

Masih terdengar jelas, suara penyanyi Solo Tulus, Pamit  ini menggaung memenuhi ruang. Sementara aku masih mengutuk diri ku sendiri,mengapa semua list ini begitu menyatu sempurna dengan keadaan yang tidak nyaman dan kondusif ini.?  Mengapa semua kebetulan ini begitu berkesinambungan? Mengapa aku ditarik kembali ke lorong yang ini sekali lagi? Mengapa dan kenapa? dan masih banyak kenapa-mengapa tak terjawab disana. Tak seharunya panel turn-shuffle ku nyalakan, setidaknya agar aku tak terlalu larut dan hanyut dengan keadaan yang cukup menyiksa waktu.  Namun, apalah daya bahkan aku tak punya cukup daya untuk kembali mengokohkan dasar ku. Detik itu tembok ku hancur perlahan disetiap sisinya. Aku kehilangan benteng pertahanan ku yang siaga. Masih di ruang yang sama, di ruang kedap udara, ketika semua huruf berebut keluar merangkai dirinya menjadi kata dan kalimat yang runtun, namun tak diberi kesempatan untuk bergabung keluar. Iya, hidup memang tak sebercanda ini

Bias Ombak

Image
BIAS OMBAK Key-A ----------------------------------------------------------------------------- Ku sampaikan rindu yang kau titipkan padaku pada lautan, Ku sematkan dalam gemuruh nya yang riuh, Dan ku bawa serta bayang mu pada nyanyian ombak. Ini bukan kisah dalam deretan indonesia heritage, Bukan pula dongeng sang putri tidur dan pangeran berkuda, Ini hanya alunan nada tak beraturan dalam bait melodi yang penuh dengan emosi tak berdefinisi.

Paper Heart

Paper Heart "Pictures I'm living through for now,  Trying to remember all the good times,  Our life was cutting through so loud,  Memories are playing in my dull my mind,  I hate this part, paper heart, and I'll hold a piece of yours,  Don't think I would just forget about it, hoping that you won't forget" -Tori Kelly, Paper Heart Sudah saatnya diam sejenak, sesaat menoleh kebelakang untuk melihat sejauh mana kaki ini melangkah. Ternyata belum jauh, belum banyak jarang dan kisah yang menarik, bahkan bayangan nya pun masih terasa ada, walau telah terpisah di persimpang jalan. Entahlah, beberapa detik lalu, aku ditarik dalam ruangan hampa kedap suara, membiarkan aku bersama bias bayang setiap kata yang diucap dan terucap. Ah sudahlah, tidak sepatutnya aku pilih alur yang ini, dan tidak sepatutnya juga aku terbawa arus. Biarkan kisah ini berlanjut, dan mari kita berpindah ke alur yang lain, bukankah menoleh terlalu lama itu tidak baik?

Tak Sejalan

Tak Sejalan @Key-A “Missing, Overlapping, and Gloomy day, were perfect combination of WORST thing” Hey, apa kabar? Sepertinya cukup lama kita tak bersua di musim ini. Iya, musim yang paling kau gemari, dimana kau dapat menikmati kuncup-kuncup bunga pertama bermekaran, bermandikan siraman sinar mentari, menghirup udara pagi yang menyejukan jiwa. Tanpa perlu risau dengan rindu yang kerap menyiksa, menyesakan dada. Berebut ruang antara oksigen dan karbon dioksida. Aku ingin sedikit berbagi celotehan ku sepekan ini, pekan ini benar-benar pekan yang sangat WORST . Kau tau? Acara yang dari kemarin terombang-ambing kejelasannya, ternyata dua hari yang lalu, diputuskan keputusan akhirnya, jadi terlaksana .  Bisa kau bayangkan? Acara itu bukan acara kecil yang bisa dalam hitungan jari settle dalam segala hal, acara yang melibatkan satu angkatan, dengan 74 panitia, belum lagi timing yang menyesuaikan jadwal para pembesar, ah sudahlah PENAT! Aku dan yang lainnya masih berjuang menye

Reflection

"Look at me, You may think you see who I really am, But, you’ll never know me Every day, it’s as if I play a part. Now I see, If I wear a mask, I can fool the world But, I cannot fool my heart,-" -Christina A: Reflection Lantunan merdu suara Christina Aguilera masih terdengar jelas, menggaung penuh memenuhi gendang telinga. Lagu yang singkat namun memiliki makna yang cukup dalam ini, cukup menggambarkan WORST thing yang selama ini menjadi kendala bagi banyak orang.  Tentu saja tidak ada orang yang ingin terjebak dalam dunia kepalsuan. Dituntut menjadi orang lain, memaksa diri kita bersembunyi dibalik cermin yang menampakkan sisi lain kita. Sementara lingkungan memaksa kita untuk tetap bertahan melawan arus yang ada. Setidaknya, anda bisa melepaskan sedikit penat dan meluahkan segala hal yang terlanjur tertelan, dan semoga dengan mendengar dan menyanyikan lagu ini dapat menyalurkan sedikit emosi anda yang terpendam. Christina Aguilera, Reflectio

Liebesraum

Liebesraum @Key-A Rembulan masih enggan menampakan sinarnya, dan sepertinya malam ini, kita masih harus cukup puas, bersembunyi dibalik kehangatan selimut masing-masing, bahkan sesekali merapatkan ritsleting jaket yang biasanya dibiarkan menggantung tak terkurung, rinai hujan masih setia bergulir lembut, menyapa kita dari balik bingkai jendela. Sementara disisi lain, Iringan musik klasik masih menggaung memenuhi ruang, dan kita sama-sama tau, kita mengagumi setiap nada yang tercipta disana. Banyak makna tersampaikan dari lantunan melodi yang tercipta, dan biarkan symphony Mozart No.31 in D major, menemani malam kita kali ini. Namun sungguh disayangkan, tak ada waktu yang abadi, bahkan tak akan kembali waktu yang telah bergulir. Sudah tiba saatnya aku kembali, dan sudah tiba saatnya kita berpisah. Setidaknya, obrolan singkat malam ini dapat sedikit mengobati kerinduanku akan kampung halaman. Dan demi detik-detik yang berlalu, membawa kita pada ruang hampa kedap suara d

Vapor Trail

Vapor Trail @Key-A Ah, biar aku berkeluh-kesah malam ini disini. Sejenak saja, aku janji tak akan menyita waktu mu lama, tak akan membuat telingamu pekak dengan nada-nada tinggi yang kunaikan satu oktaf dari suara standar, aku hanya ingin meminta saran dari mu, itu saja, tak lebih. Berbagi kisah dengan mu ditengah pekat dan dinginnya malam, sepertinya seru. Terlebih hujan masih setia menggelayut diluar sana, membasahi setiap bingkai jendela dengan rinai rintik kecilnya, sementara dilain sisi kita menikmati semangkuk mie-panas, ditemani secangkir cokelat panas andalan- iya andalan ku bukan andalanmu, karena kita punya selera yang relatif sama, namun kali ini berbeda. Jujur aku mulai muak dengan semua ini, topeng yang ini, kepalsuan yang ini, semuanya. Bukankah kau sendiri yang mengatakan jujur yang lebih baik itu diwaktu yang tepat dan ditempat yang tepat. Namun, hal apa yang akan kau lakukan ketika kau dihadapkan disebuah kondisi yang engkau sendiri enggan, namun harus kau la

Angin Musim Semi

Image
Angin Musim Semi -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Mari kita rayakan musim semi bersama, Kita nikmati pesona pagi kali ini dengan kuncup bunga bermekaran serta hangatnya mentari pagi. Bukankah, menyambut musim semi merupakan hal yang paling kau nantikan? Maka, izinkan aku menemanimu, menyambut pagi pertama dimusim semi dan gugur. Biar, Biar angin musim dingin berlalu, dan jangan engkau risaukan kisah-kisah yang lalu. Karena kita sama-sama tahu, bahwa kita telah berdamai dengan masa lalu. Bersamamu sepanjang pagi, membawaku pada jendela dunia baru. Membumbui rasa yang acap kali tak berdamai dengan masa, Mungkin benar pesan diakhir musim dingin, kita tak akan pernah tau diruang mana kita bertemu. Maka, kusampaikan segenap harap pada angin musim semi, aku bahagia, berhasil menemukanmu, sepagian semi dan gugur.

Tabula Rasa

Tabula Rasa @Key-A Semalam aku diajak memutari dimensi lain, bertemu dengan ayahku di dunia parallel. Di dunia itu, kami bertiga menunggu kedatangan seseorang yang dinantikan pulang dari luar kota, suasananya persis ketika kami bertiga menunggu ayah pulang dari luar kota. Dan kau tau hal apa yang kulakukan ketika melihat seseorang yang kami nantikan berdiri di ambang pintu? Aku segera berlari menghampiri, seakan semua itu benar-benar terasa nyata, seakan aku kembali diajak ke masa dimana aku, dan yang lainnya dapat berkumpul lengkap- full team empat orang. Ayah tersenyum lebar, merangkulku persis sama tak ada yang berubah dari pelukan hangatnya, menyambut kembali gadis kecilnya yang telah lama berkelana pergi. Untuk sejenak saja, kurasakan waktuku berhenti, ayah mendekapku erat, seraya mendengar keluh-kesah yang kusampaikan kepadanya. Terhitung tepat setengah tahun sejak kepergiannya dan baru detik itu kurasakan kehadirannya begitu nyata, sedekat itu hadir, walau hanya dalam duni

Bunga Tidur II

Sudah lama sepertinya kita tak bersua dalam dimensi lamunan mimpi. Entah siapa diantara kita yang merindu, namun kali ini kau kembali hadir menyapaku dalam alam maya. Kau duduk tepat dihadapanku, berdialog panjang, membawa serta bayang nyatamu. Bukan, bukan dialog satu arah- tapi komunikasi dua arah. Aku pikir ini nyata, aku rasa ini real, ternyata sekali lagi aku salah sangka, aku hanya larut dalam lamunan mimpi. Kata mereka jika seseorang hadir dalam mimpimu itu pertanda dia terbesit akan dirimu, tapi rasanya itu sebuah kenaifan dan kebodohan yang nyata! Dan aku yakin, dengan sifat dan karakteristikmu yang seperti itu, kau pasti akan tertawa puas menertawakan kebodohanku yang lain. Ah sudahlah, yang aku tau hanya sebatas itu saja aku dapat berbincang denganmu, memberiku ruang dengan waktu luangmu. Wahai, taukah kau dimana dapat ku temukan jawaban atas tanda tanya yang kau munculkan? Aku tak pernah menemukannya, bahkan hingga detik ini aku tak dapat membedakan mana baya

Biarlah Rahasia

Biarlah Rahasia @Key-A Aku terlalu bodoh, hingga mempersilahkan diri mengarungi kisah yang tak seharusnya ku baca. Tenggelam dalam lautan pasrah dengan ribuan tanya menghujam, menghantui. Ku coba cari jawabnya, namun nihil! Aku akan selalu larut dalam keputusasaan, tanpa sebuah jawaban yang ku temui, dengan ribuan  tanya terdeteksi. Sekali ku coba tarik-ulur, mengecek setiap indeks, berharap ada satu kata yang terlewati. Namun selalu sama, aku berakhir pada ketakkuasaanku berkehendak.  Tak sepatutnya aku mencari tau, karena semakin ku ingin tau, semakin aku luruh berkeping-keping menjadi buih. Sudah sepatutnya itu menjadi rahasia,- Wahai, bukankah setiap manusia memiliki Pandora-nya  masing-masing? Lalu kenapa kau memaksa membuka Pandora yang bukan milikmu? Kau mungkin memegang kuncinya, tapi percayalah biar waktu memainkan perannya, yang perlu kau lakukan hanyalah bersabar.

Nyanyian Februari

Wahai bayu, sampaikan kepadanya jika aku merindu. Sebenar-benarnya rindu dengan segala makna kontinuitas didalamnya. Namun apa daya, jarak dan saluran tuk ku bicara harus menjadi dinding pembatas di siang ini. Benar memang adanya, hujan selalu datang dengan penuh kenangan dan genangan. Bahkan ia membawa setiap nyanyian rindu terselip diantara rinai-rintik kecil nya. Membasahi bumi, bergulir lembut dikaca jendela, menyapa ku riang dengan iringan guntur-kilat bersamanya. Seakan berseru, tatap aku wahai puan yang tengah dirundung rindu, lihatlah bukankah hujan merupakan hal yang paling kau rindukan di setiap penghujung dan pembuka tahun? Bukankah dulu kau senang berlari dibawah rinai-rintikku tanpa perlu risau akan esok yang membingungkan? Apalagi yang kau tunggu? Ketika aku datang bersama ribuan genangan kenangan, masih dapatkah kau bersembunyi dan menafiknya, berdiam diri dibalik kata damai padahal kau, tak pernah menemukan eksistensi damai? Aku diserbu dengan ribuan tanya, ditika

Sorai

Duniamu itu luas, masih banyak yang akan kau temukan diluar sana ratusan sungai, laut dan puluhan samudera. Pilihlah salah satu sungai yang menjadikan dirimu muaranya, pun sebaliknya. Bukankah kau sendiri yang beranggapan kita layaknya sepasang samudera yang masing-masing mencari muara? Kau berjanji temukan cara buat samudera-ku dan samudera-mu bertemu, layaknya terusan Suez yang menghubungkan Laut Tengah dan Laut Mati. Namun, apa yang kau ucapkan sekarang?  Arus-ku dan arus-mu tak akan pernah bertemu, bahkan alur-ku dan alur-mu bersua saja tidak. Selamanya angin dan ombak tak akan pernah berpihak pada kita,- Biar kau temukan Mesir dan Nil- mu, sementara aku mencari Seine -ku kita tak akan pernah tau, masing-masing dari kita memiliki muara yang berbeda.  Dan biarkan, laut Mediterania di selatan menjadi batas pasti yang membuat kita merasa aman.

Titip Rindu Buat Ayah

Key-A “Bila masih mungkin, kita menorehkan batin. Atas nama jiwa dan hati tulus ikhlas, mumpung masih ada, kesempatan buat kita, mengumpulkan bekal perjalanan abadi… (Ooo..Dududu..) Kita pasti ingat, tragedi yang memilukan, kenapa harus mereka yang terpilih menghadap, tentu ada hikmah yang harus kita petik, atas nama jiwa mari heningkan cipta”-Masih ada waktu Alunan lagu Ebiet G Ade melantun lemah di ujung sana, membawa serta diriku kepada bayangan rumah, ayah dan ribuan kenangan bersamanya. Bahkan hingga bulan kelima sejak kepergiannya kembali kepada sang pencipta, aku masih seperti di antarkan pada bayangan realita yang seakan tak nyata. Berharap mendengar kembali suaranya, sapaannya yang selalu lucu, walau ku tau ayahku bukan orang yang humoris, karena humornya hanya dapat dipahami oleh kami-keluarga kecilnya. Biar aku sampaikan rinduku sejenak dalam tulisan ini, karena ku tau gelombang transimisi, berpilin di udara tak akan bisa menyampaikan salamku kepadanya, hanya doa yang

Cermin

“Kita seperti bercermin, terlihat nyata. Tapi, tidak benar-benar ada.” Jikalau Mesir hidup karena Nilnya, akankah kita menemukan muara yang sama? Akankah kau menjadi Nil yang menghidupkan Mesir-ku? Atau menjadi Nil yang memilih bermuara pada laut lepas? Jikalau jodoh itu seperti cermin, akankah kau menjadi cermin ku?  Menghasilkan bayangan sempurna, bersifat tegak, memantulkan bayangan maya dan terbalik dan membuat setiap jarak terlihat sama. Wahai, taukah engkau yang memilih menjadi bayanganku kelak, tak pernah terbesit sekali pun bagiku, untukmu menetap hanya sebagai cermin, memantulkan apa yang ada tanpa pernah tau apa yang tersembunyi di balik kabut dan diam. Semoga, kau tak hanya berdiam disana. Memantulkan setiap bayangan yang terus berdiri didepanmu, kau tau? Aku tak ingin beranjak pergi dari sini, namun perhentian ini mulai membuat ku merasa lelah dan kehabisan akal.