Liebesraum
Liebesraum
@Key-A
Rembulan
masih enggan menampakan sinarnya, dan sepertinya malam ini, kita masih harus cukup
puas, bersembunyi dibalik kehangatan selimut masing-masing, bahkan sesekali
merapatkan ritsleting jaket yang biasanya dibiarkan menggantung tak terkurung,
rinai hujan masih setia bergulir lembut, menyapa kita dari balik bingkai
jendela. Sementara disisi lain,
Iringan
musik klasik masih menggaung memenuhi ruang, dan kita sama-sama tau, kita
mengagumi setiap nada yang tercipta disana. Banyak makna tersampaikan dari
lantunan melodi yang tercipta, dan biarkan symphony Mozart No.31 in D major,
menemani malam kita kali ini.
Namun
sungguh disayangkan, tak ada waktu yang abadi, bahkan tak akan kembali waktu
yang telah bergulir. Sudah tiba saatnya aku kembali, dan sudah tiba saatnya
kita berpisah. Setidaknya, obrolan singkat malam ini dapat sedikit mengobati
kerinduanku akan kampung halaman.
Dan
demi detik-detik yang berlalu, membawa kita pada ruang hampa kedap suara dan
udara. Kau sebut ini ruang rekreasi, dimana kita dapat menemukan apa saja
didalamnya, sementara dilain sisi kusebut ini ruang nostalgia, karena ruangku
berbeda isi dengan ruang mu.
Untuk
setiap warna yang terlukis indah, menggurat senyum dalam luka, menggores suka
dalam duka, ku beri nama dalam fana,- semoga kau menemukan apa yang tertinggal
dan tanggal dalam satu gelombang.
Comments
Post a Comment