Posts

Showing posts from January, 2018

7.370

Di pagiku yang ke-7370, aku hampir kembali kejalan tanpa arah dan tanpa navigasi aku terpuruk dengan keadaan dan tekanan yang ada, hingga akhirnya secercah cahaya itu kembali hadir dan menuntun ku kembali ke jalan yang seharusnya ku tuju, untuk mencapai tujuan dan akhir yang ku inginkan. Pagi itu, suasana sukses membawa dan membuka kembali kisah-kisah di lembar lama, sudah kuurungkan namun kerap bermunculan, aku yang salah, aku yang mengizinkan mereka kembali muncul dipermukaan walaupun sudah kuurangkan begitu dalam. Walaupun sang surya tak memunculkan wajahnya di pagi itu, tetap saja aku telah melewati satu pagi dalam hari ku. Setibanya aku disana, aku kembali dihadapkan dengan tempat yang selama ini masih menyimpan banyak kenangan dan kisah, di tempat yang menjadi tempat tersejuk dan tertenang yang pernah kutemukan, tempat dimana aku dapat mengadu kepada Yang Maha Kuasa atas segala hal dalam diriku yang tanpa kuasa ini, tempat dimana terakhir kali kita bertemu dan bersua, enta

Dunia 150-karakter

Setelah memudarnya batasan-batasan jarak secara nyata, tanpa kita sadari setiap orang dari kita sudah terperangkap dalam dunia tanpa batasan yang pasti. Kita terjebak dalam dunia 150-karakter, dunia dimana orang bisa dengan bebasnya menyampaikan dan mengutarakan segala yang mereka rasakan tanpa memperdulikan apa sebab-akibat dari apa yang telah mereka tuliskan. Terkadang kita juga dibutakan oleh nafsu-amarah, angkara-murka yang membabi buta. Sadarkah kita, sebegitu cepatnyakah sabar kita bersembunyi dan terkalahkan dengan emosi, ego sesaat? Dalam dunia 150-karakter kita bisa menjadi orang yang berbeda-beda setiap harinya. Hari ini berperan sebagai superhero, mungkin besok pagi bisa saja berperan sebagai pemeran antagonis, terus berlanjut seperti itu, siklusnya tanpa henti. Mungkin kita perlu memahami eksistensi dan esensi dari kemajuan tekhnologi serta memaknai artian globalisasi secara sadar-utuh. Padahal adanya jarak yang berantara, adanya spasi yang memisahkan membuat k

7.364

Paragraf terakhir, di halaman 7.364 satu misteri lagi terungkap, di matahari yang ke-8.370 kau ceritakan kembali kisah yang sudah kau urungkan. Aku larut dalam hening, sungguh terlalu dalam aku terhanyut dalam palung laut yang aku ciptakan sendiri, seharusnya ketika aku sadari dari awal tak sepantasnya menyentuh kisah ini aku langsung bertindak. Tapi apa? aku malah membiarkan diriku masuk kedalam kisah ini terlalu dalam Kau tau? Kisah ini layaknya pedang bermata dua, setiap lembar lama dibuka, setiap itu juga sayatan dan lukanya semakin dalam. Setiap aku berlaku tegar setiap itu juga aku hancur berkali kali kembali ke kepingan-kepingan kecil, layaknya potongan puzzle yang disusun dan diacak kembali Aku tau aku yang salah, aku yang tak seharusnya bertindak sejauh ini malah semakin terjun kedalam dunia drama tak berkesudahan. Sudah dari awal harusnya aku mendengarkan nasihat lama terlalu peduli membawa kita ke permasalahan baru, dan SEMPURNA! itu yang terjadi, aku sekaligus menj

Pekan Ketiga Bulan Januari

Sajak di pekan ketiga bulan Januari, Seseorang bertanya pagi ini kepadaku, apa persamaannya Kenangan dan Hujan? Kenangan memiliki persamaan seperti hujan. Ketika ia datang, kita tidak bisa menghentikannya. Bagaimana kita akan menghentikan tetes air yang turun dari langit? yang bisa kita lakukan hanya menunggu hingga selesai dengan sendirinya. Petang ini, aku menangis dalam senyap, terisak tanpa suara. entah sisi mana yang terluka terlalu dalam, aku sendiri tak dapat melihatnya, namun aku dapat merasakan sakitnya hingga detik ini. Inikah jenis luka terbaru? sakit tak berdarah, tak terisyarat dan tak bersayat. Namun terasa ada. Bahkan ketika aku mulai hancur karena jawaban dari misteri itu, aku masih berusaha untuk menghilangkan rasa kekecewaan ku yang terlalu dalam, aku semakin terlarut dalam palung laut yang aku ciptakan sendiri. Aku tenggelam, tenggelam dalam kisah yang seharusnya tak aku sentuh dari awal.

Lembar ke 7k Gelombang ke-8

Image
7.356 Ku sampaikan lewat semesta kepada engkau yang jauh di ujung belahan dunia sana. Duduklah sejenak disini dan rasakan hembusan angin yang menerpa wajahmu dengan halusnya sudah lebih dari sepekan cuaca memaksa kita kembali mengenang kisah yang tak seharusnya di ingat lagi, kisah yang seharusnya sudah diurungkan sejak lama. Duduklah sejenak, dan resapi melodi yang terdengar sayup-sayup dari kejauhan dari sini kau dapat mendengar segalanya, tenangkan hati mu sejenak, dan coba uraikan benang kusut yang kini kau genggam 7.358 lembar pertama paragraf terakhir untuk kedua kalinya, acara ini dilangsungkan di gelombang kedelapan aku kembali ke dunia ku yang lama. bersatu dengan melodi, dan partitur sejenak meninggalkan dunia yang penuh akan modifikasi. dan apa yang terjadi dengan ku ditahun yang akan datang? jauh di lubuk hati terdalam selalu ingin mencoba hal baru, namun apa daya? selalu dan terjadi lagi aku kembali dititik tertentu dengan jangka waktu yang tak pasti. Di gelombang ke

7.352

Lembar 8.102,- Sebut saja di lembar itu aku mulai menjadi peran figuran dalam kisah intrik nan klasik yang dimiliki orang yang mungkin tak perlu kita ketahui. Dan aku sendiri tak tau di lembar ke berapa aku mendapat peran di kisah hidupmu, dia, dan mereka. Baru kali ini aku menghitung lamanya matahari yang aku habiskan, dan telah berapa lembar kisah ini ku torehkan. Hari ini 11/365- di pagiku yang ke 7.352, aku kembali menghitung berapa lama dan berapa banyak lembar yang telah ku tuliskan. Ternyata di pagiku yang ke-6861 aku menemukan kisah baru. Kisah yang hingga kini masih berlanjut, bukannya aku munafik tapi mungkin aku terlalu naïf. Aku terlalu naïf ingin melihat bagaimana akhirnya kisah ini berlanjut, bahkan aku terlalu naïf untuk mengakui bahwa aku sudah diambang kekecewaan. di lembar 7.349,- aku hampa dalam hening, diam tak berkutik setelah sekian lama waktu yang kubutuhkan akhirnya aku memecahkan misteri yang selama ini menjadi tanda tanya besar dalam hidupku. Kal