Posts

Showing posts from December, 2017

Pesanku di penghujung tahun 2017

-Aku kepadamu adalah seorang dengan orang lain yang bukan siapa-siapa. Jika aku peduli kepadamu, itu semata-mata karena aku tidak tahu tentang bagaimana cara mengatasi perasaan. Setidaknya aku mampu menahannya dengan cukup mendoakan, aku menahannya untuk tidak lebih dari itu.- #untuk setiap orang yang diam-diam mendoakan Minggu terakhir di bulan Desember, 31-12-17 Terlalu banyak kisah yang tak terucap bahkan tak tertulis, untuk dapat ku ceritakan untukmu kelak. Tapi biarlah, biar pena ini mengalir, biar aku dapat merenungkan kisah-kisah yang telah lalu. Biar aku tersadar, betapa rapuhnya diri ini, bahkan ketika semua mulai melangkah pergi, satu persatu warna itu berganti. Merah-orange, pertanda emosi dan amarah kian luruh, ketika kau tersadar kini kau tak lagi diambang batas belas terakhir. Kau hidup ditengah kehidupan yang ambigu, antara kisah kelam di masa lalu, misteri di masa depan, serta langkah aman dimasa sekarang. Satu persatu mereka mengukir kisahnya masing-masing. Kau y

Konflik di bulan Desember

Malam itu ditengah kemalut dunia yang tak ada hentinya, disela hembusan angin malam yang dingin, serta diiringi alunan musik mandarin yang mendayu-dayu. Kita terdiam, terlarut dalam hening dan ego masing-masing. Berkecamuk dalam pikiran masing-masing, berkutat dalam pendirian masing-masing. Hingga akhirnya, hujan itu tak dapat dielakkan lagi. Kau terdiam dengan emosi yang sudah diambang batasnya, hanya dapat diartikan dengan tangisan yang menjadi. Kau terisak dalam diam, sementara aku hanya dapat diam memikirkan dimana letak kesalahan utamaku, hingga membuatm menangis sejadi-jadinya. Sebut aku kejam, atas segala perkataanku yang tanpa ku sadari ternyata setajam pisau belati dan tepat menusuk sisi terlemahmu. Sebut aku dingin, atas segala sikap ku yang acuh dan membuatmu kesal. Kau boleh menyebut aku apapun sesukamu, sesuai hatimu. Hingga emosimu mereda, dan hujan di matamu tak lagi menggenang. Kau tau ? aku adalah aku Apapun keadaannya aku tetap menjadi diriku, aku masih

Tentang Aku

3 rd weeks after 20. Tanpa terasa setelah usiaku berganti, setelah waktu memasuki tiga minggu tepat, begitu banyak hikmah yang dapat ku ambil. Maafkan atas segala kekurangan dan kesalahan yang aku miliki. Maaf jika selama ini aku hanya menjadi pelemah dalam dirimu, atau mungkin aku hanyalah masa lalu yang ingin kau urungkan, namun kau pun tak kuasa untuk mengurungkannya dikarenakan aku masih kerap bermunculan, menyapa dan hilang, terbit-tenggelam layaknya pelangi yang mungkin kau kira mentari. 20, bukanlah angka yang tepat untuk bermain-main, kini aku dihadapkan dengan dilema berkepanjangan. Antara jalan panjang menuju masa depan, langkah masa sekarang, serta kenangan di masa lalu. Aku sadar, setengah jalan hidup yang telah terlewati ini semua berdasarkan pilihan dan keinginan ku sendiri, entah pilihan itu jatuh karena keegoisan ku atau mungkin karena cita dan mimpi yang kuimpikan. Layaknya, lembaran buku yang dibuka satu demi satu, banyak yang datang dan pergi   selama

Masa Lalu

Berapa kali aku terjatuh terlalu dalam, dan tersakiti dengan luka yang aku ciptakan sendiri? Berapa kali kekaguman ini membawa ku kedalam jurang pemisah yang dalam? Kau ciptakan citra terbaik dirimu, sementara aku disebrang jalan tak pernah dapat bersua denganmu. Kau sibuk dengan segala alur cerita hidupmu yang berliku, sementara aku masih setia disini menjadi pendengarmu, tanpa perlu beranjak pergi. Hingga, suatu kali kudapati kunci yang telah usang dan telah lama kau sembunyikan. Ku coba berkali-kali, mencocokkan satu sama lain, dan aku menemukannya. Disudut tergelap yang kau sebut kenangan dan memori, kau menyimpannya. Telah lama kau urungkan dan enggan untuk membukanya, kau bilang disitu luka terdalam mu yang pernah ada. Disana pula sakit berkepanjangan yang selama ini kau sembunyikan, disana pula kau tinggalkan segala macam emosi, sedih-bahagia, suka-duka, tangis-tawa. Semuanya bersatu-padu dalam kotak itu. Tolong, kau memohon secara iba. Jangan dibuka, kotak itu kembali,