Posts

Showing posts from February, 2018

Pelangi di penghujung senja

20 Februari 2018 16.30,- Siman, Darussalam University Memang tepat dugaanku, lagi-lagi estimasi kedatangan kami terlambat setengah jam dikarenakan hujan deras di tengah perjalanan dan beberapa hal kecil lainnya. Dan tepat sesuai perkiraanku, aku tak akan dapat bertemu dengan jejeran dosen untuk menyelesaikan beberapa urusan himpunan. Memang bukan jalannya, hari ini adalah hari khusus survey sebelum acara itu dilangsungkan,- 27 Februari 2018. Penghujung februari adalah pekan yang begitu padat-merayap, bahkan aku sendiri susah mencari celah untuk bernafas. Setelah mengantarkan teman kami ke Gontor untuk tashih khot, akhirnya kami kembali diantarkan kedepan gedung terpadu, berkeliling berdua. Setelah sempat panik tak menemukan jejak rombongan kami, dipenghujung pintu kaca, beberapa orang melambaikan tangannya mereka kepada kami berdua. Kami berlari kecil mengejar ketertinggalan kami dengan rombongan, kembali menyusuri jalan survey bersama rombongan kami. Seselesai keliling ka

Lewat Semesta

Apalah arti kehadiranku, dalam kehidupanmu. Jika tak pernah menjadi salah satu warna dalam pelangi-mu? Apalah arti wujud nyata, utuh dan sadar secara penuh Jika selama ini aku hanyalah bayangan cermin ilusi yang bersifat maya dalam duniamu? Aku hanyalah orang asing, yang terus mencari kesempatan untuk mendapat peran, namun tak pernah menjadi nyata. Aku kira kau matahari, bahkan dikala malam telah berselimut gelap aku masih menganggapmu bintang-gemintang dan rembulan. Aku yang salah menafsirkanmu, Kau itu semesta luas tanpa batas yang terisi ratusan bahkan ribuan galaksi dan benda luar angkasa lainnya. Kau bukan aliran sungai yang mengalir dari hulu kehilir Kau adalah samudera luas tanpa batas tepi Tempat dimana seluruh kapal dapat mengarung, dan hening sejenak membaca navigasi Entah di lembar keberapa aku akan menghilang dan entah di gelombang keberapa kisah ini mengubahku menjadi buih. Karena aku hanya lah orang asing yang akan kembali menjadia asing di lain waktu. Seti

Lost in City-Village

Friday, 16 of February 2018 11.10,- Tempat terdamai dan tertenang disana. Di lembar ku yang ke 7.388 aku punya satu kisah yang akan menjadi kenangan dalam memori long-term dan mustahil buat dilupakan. Setelah dihari sebelumnya sempat terburuk dengan keadaan dan tekanan dengan tekad bulat akhirnya kita putuskan buat berangkat, mengurus segala hal ini itu dan menyelesaikan apa yang harusnya sudah di selesaikan. Menyesal tentu, terlebih di hari yang sama sudah terbayang rehat sejenak, melepas penat selepas ujian tengah semester dengan berkumpul dan bermain alam bersama crew yang lain, dan di malam tepat sebelum keberangkatan saya dan partner saya memutuskan untuk putar haluan, dan segala hal yang saya bayangkan pupus diambang bayangan yang tak teralisasikan. Namun, memang benar jika Dia Yang Maha Kuasa selalu punya segala cara untuk memberikan yang terbaik bukan yang kita inginkan, pagi itu kami berangkat dengan segenap rombangan yang mempunyai kepentingan lain, berbeda dengan ka

7.381

Hai, yang disana! Aku harap kalian selalu baik-baik saja, dan selalu dalam limpahan dan rahmat karunia-Nya. Kau tau? kemarin cuaca sukses membawa ku tersiksa dengan segala suasananya dan fisik yang akhir-akhir ini kurang bersahabat. Bagaimana keadaan Negeri Kinanah? Bagaimana kabar penghujung timur Jawa Timur? dan Bagaimana engkau yang sekarang entah berada dimana? Jika, mengikuti alur musim sudah seharusnya angin musim hujan berganti putaran meninggalkan benua Asia-Pasifik, dan sudah seharusnya juga musim dingin meninggalkan negeri kinanah, tapi hingga hari ini tak kutemukan tanda-tanda musim hujan akan berganti dengan musim kemarau. Bukannya malah berhenti, seakan hujan ini merencanakan sesuatu, ditemani langit abu-abu dan kisah kelabu. Tanpa kita sadari, waktu cukup bergulir dengan cepatnya dan kini aku telah sampai di halaman 8.400, lembar yang cukup banyak untuk setumpuk kisah klasik, dan memang kita tak akan pernah tau kisah kita akan berujung dimana dan kemana, layaknya air

Catatan di akhir Ramadhan

26 Ramadhan 1437-1438 21 Juni 2017, 8.15, p.m Aku punya mimpi Kamu juga punya mimpi Kita sama sama punya mimpi serta cita-cita yang besar Asa yang ingin digapai, harapan yang belum tercapai. serta keinginan yang ingin diraih Gak ada yang instan dalam sebuah kehidupan, serta kisah-kisah orang besar sepanjang perjalanan hidup mereka. Jika, kita ingin berhasil, banyak cara dan halang rintang yang harus kita lalui dan lewati Dan itu memiliki makna kita harus kembali mengulangnya dari awal. Memulai kembali dari nol, keluar dari batas zona nyaman yang telah kita ciptakan. Kejar, dan wujudkan mimpi-mimpi, serta angan-angan kita Tak ada salahnya jika kini kita sama-sama keluar dari zona nyaman, dan sama-sama memulai dari nol kembali Simpan saja semua kisah kita yang telah lalu di suatu sudut ruangan gelap, terkunci rapat, biar tak lapuk oleh zaman. Buang saja kunci nya jauh-jauh, dan jika salah satu merindu, ingatlah, rindu nya tetap tersampaikan disetiap sepertiga malam. Suatu hari jika k

7.377

Terasa sejuk hembusan semilir angin menerpa wajahku, ditemani kicauan burung dari kejauhan dengan suasana yang sudah terlalu akrab ditelinga dan terlalu sering terekam oleh mata. Sebut ini zona nyaman, dan aku sudah berada di gelombang kedelapan di zona ini. Tinggal satu setengah gelombang lagi, masa ku selesai, dan aku harap waktu dapat bergulir sedikit lebih cepat dari biasanya. Di gelombang ku yang kedelapan seperti kehidupan dinamis kebanyakan, aku banyak bertemu orang baru dalam kehidupanku. Satu datang, satu pergi, terlalu banyak karakter yang dituliskan dalam setiap lembarannya, terlalu banyak peran figuran yang diisi oleh orang-orang yang datang dan pergi, entah itu pergi untuk kembali ataupun memang pergi seutuhnya tanpa kepastian kembali. Dibawah hembusan angin siang ini, aku kembali dibawa sekali melintas waktu, seakan waktu berhenti sejenak membiarkanku menerka dan merekam setiap keadaan yang ada. Membawaku kembali kedasar ingatan, palung laut terdalam, seakan terbawa