Surat Untukmu
Surat Untukmu “Pulang kepelukanmu, tentramnya telinga yang mendengar tanpa menghakimi. Secangkir kopi hangat, yang kita hirup berdua. Gurauan dalam petuahmu, Ibu-ibu-ibu aku rindu, Hanya kau tempat dimana aku menjadi diriku sendiri.” Bahkan setelah 21 tahun berlalu senyum itu masih sama, doa itu masih teruntai untuk kami yang kini terpisah oleh jarak dan ruang dari mu jiwa yang kukasihi, ibu. Kuucapkan selamat hari jadi yang ke-46, tak terasa waktu bergulir dengan cepat, aku hadir dalam kehidupanmu 21 tahun yang lalu, tepat ketika engkau berusia 25 tahun. Tak ada kata yang dapat kuungkapkan lebih selain rasa syukur dan terimakasihku yang teramat sangat untukmu, malaikat yang dikirim kepada kami. Terlampau sering diri ini berbuat khilaf, bahkan tak sekali-duakali kekesalan dan kenakalan ku membuat emosimu memuncak, namun dengan segenap kesabaran dan keikhlasan yang kau pegang teguh, tak pernah sama sekali ku dengar amarah dan kata-kata kasar keluar dari ucapmu. Ketahuilah ib