Sourire
“Jika dirimu sedang
sendirian, dalam kesedihan yang tak tertahankan
Aku ingin seperti orang
bodoh yang selalu mengulurkan tangannya
Aku tahu saling
pengertian itu sulit, tetapi kau bisa berbagi dengan diriku
Karena aku ada
disampingmu, karena aku selalu ada disampingmu”
11.40 p.m.
Udara
dingin kian menyelinap diantara hening dan gulitanya malam. Sepertinya hujan malam
ini memiliki kadar formalin yang cukup banyak hingga hujan masih setia
mengguyur daerah tempat tinggal kami. Sudah hampir memasuki minggu kedua
dibulan Maret, namun langit masih setia dengan musim yang tak kunjung berganti.
Entahlah, mungkin ini pula salah satu efek globalisasi yang ada, selain
menghilangnya batasan negara yang pasti, iklim pun kian tak pasti.
Lepas
dari efek globaliasi, hanya ingin kembali menyampaikan pesan ku untuk yang jauh
disana, entah terdengar ataupun tersampaikan kepada orang nya tepat, yang jelas
aku tetap akan menyampaikannya. Sudah kupilih jalur melalui gelombang interval
ataupun longitudinal, jika tersampaikan aku bersyukur, jikapun tidak setidaknya
bisa mengobati sedikit keraguan dan kerinduan yang kian terasa hampa.
Entahlah,
aku bukan manusia istimewa yang terlahir dapat memahami segala rasa, dan
rahasia yang tersimpan dalam kalbu setiap manusia. Setidaknya aku bersyukur
masih bisa memahami mereka dari makna-makna yang ada baik secara tersirat ataupun
tersurat. Bukan, bukan aku kunci yang kau cari, masih banyak kunci lainnya, aku
hanyalah salah satu kunci dalam kotak pandora yang ingin kau urungkan didalam
palung lau terdalam. Bahkan jika ada palung laut melebih kedalaman Mariana kau
akan menaruhnya disana.
Lewat
nada-nada dan harmoni yang ini, aku tau makna yang ingin kau sampaikan untuk
siapapun itu yang kau tuju. Kemarin aku belajar untuk menerima segala hal yang
ada tanpa harus membenci, kali ini aku belajar arti sebuah ketulusan tanpa
pamrih, aku tak sedang berniaga, sehingga buat apa mengharapkan balasan dan
pamrih. Aku sedang meniti, mengukir kisah disetiap orang terdekat dan
mengenalku apaadanya. Sudah menjadi keharusan ku untuk selalu memperhatikan dan
mengamati, tidak aku tidak perlu mengambil tindakan ekstrim. Aku hanya perlu
paham dan tau. Tidak lebih, tidak kurang.
Aku hanya
dapat berharap, senyuman itu dapat kembali ketempatnya, rona bahagia itu
kembali terpancar, walau mungkin tanpa kita sadari disatu sisi ada sayatan yang
semakin dalam terkoyak, dan terbuka, namun entah mengapa kau hanya akan
menemukan ruang kosong, tanpa melihat rasa sakit yang tak berdarah.
Comments
Post a Comment