Letter from March

Letter from March
23 Maret 2018
11.45 a.m.
Bulan ketiga ditahun 2018, dan ini ketiga kalinya aku dihadapkan dengan angka 23 di bulan yang berbeda. Entahlah, 23 dibulan kali ini cukup membuatku trauma dengan angka 23, bukan, bukan aku yang beranggapan angka 23 itu special dan berbeda, cuman dikarenakan angka 23 sama dengan angka kelahiran saya namun dibulan yang berbeda. Seakan diseret kembali ke keadaan 4 tahun yang lalu, dan sejarah hidup saya seakan kembali terulang, 4 tahun yang lalu kejadian ini pernah terjadi persis sama. Hanya saja kali ini posisinya berbeda, jika dulu egois masih menguasai diri ini, masa iya hari ini saya mengulang sejarah yang sama, terkalahkan dengan ego dan kehilangan keluarga lainnya? Perlu saya pertimbangkan matang-matang, hidup saya terbagi dalam lingkaran besar dan lingkaran inti, kehidupan pribadi ada didalam lingkaran inti, dan kehidupan sosial berada di lingkaran besar, sehingga untuk mewujudkan keteraturan diantara keduanya harus terjalin sinkronisasi dan keselarasan diantara keduanya. Tidak boleh bertentangan, dan tidak boleh berselisih. Namun, apa daya? Kali ini pertentangan ini terjadi, dan itu rumit. Lupakan, anggap lah aku manusia robot yang tak memiliki rasa dan tak memahami apa itu makna dibalik rasa. Sampai kapan pun aku akan selalu berada diposisi memahami sekeliling, berperan sesuai kehendak dan kemauan semesta tanpa bisa memilih di bagian mana aku berhenti sejenak, menikmati hembusan angin, atau hanya untuk membaca peta yang ada.

Di angka 23 bulan ini, dihari dimana baru saja semua terasa stabil, aku mulai kehilangan arah kembali. Navigator ku akhirnya pergi dan memutuskan tak untuk kembali, SEMPURNA! Terimakasih atas segala navigasinya selama ini, memang jalan yang kita pilih berbeda, dan tujuan kita pun tak sama, tak apa mungkin dilain kesempatan kita dapat bertemu kembali, dilain kesempatan, dan dilain kisah. Dan untuk luka yang ternyata sayatannya semakin dalam, dan luka itu bukannya kian tertutupi dan hari ini sempurna luka itu terkoyak-terbuka semakin lebar, meluas dan mendalam. Apalah daya kau bukan pemeran utama dalam film favoritnya, bahkan kau hanyalah lembaran yang tak pernah dianggap ada, kau hanya lembaran kisah yang disembunyikan sedalam palung mariana, dan detik itu telah diputuskan, lembaran kisah yang membawa nama mu disana, diurungkan. Entah apa yang ditutupi dan apa yang tersembunyi disana yang dapat kulakukan hanyalah membaca keadaan tanpa dapat memahaminya, aku hanyalah salah satu lembar usang yang tengah di urungkan kedalaman palung laut mariana. Mungkin, setelah berbincang panjang kita dapat menyimpulkan, kita semua hanyalah orang asing yang gak sengaja bertemu, dan kini tengah bertransformasi kembali menjadi orang asing. Terimakasih, atas lukisan dan goresan luka yang menyayat teramat dalam, dan entah sampai kapan sakit tak berdarah masih bisa membuat mu bertahan dengan keadaan.

Comments

Popular posts from this blog

Lembaran makna dalam Kimi No Nawa

Interwined

Bias Ombak