Akhir Pekan di kota ditengah bukit Part 2
Terkadang
hidup menggariskan misteri yang takkan pernah bisa aku pahami, seperti aku yang
tak pernah berhenti, mencari celah menaklukan hati. Mereka bilang “cobalah kau
sadari, misteri ini harusnya disudahi” aku mencoba sederhanakan ini, agar semua
orang memahami.
Sama
seperti di film favoritmu, semua cara akan kucoba. Walau peran yang aku mainkan
bukan pemeran utamanya. Karena mereka tak ikut merasakan indahnya jatuh hati
padamu, sekali lagi aku kan menjelaskan
BERHENTI
BUKAN PILIHAN BAGIKU.
Sama
seperti di film favorit mu, semua cara akan kucoba. Walau peran yang aku
mainkan bukan pemeran utamanya.
~Sheila
on7: Film Favorit
Ahad, 18 Maret
2018
(Maaf atas
keterlambatan part II, dikarenakan badan yang kurang fit, imun tubuh yang
lemah, serta kondisi yang tak memungkinkan untuk mengejar deadline publish,
maka kisah ini saya lanjutkan hari ini)
Sesuai dengan
estimasi pertama, rapat hari ini akan diadakan tepat pada pukul 9.00 pagi di
gedung FISIP UB lt.204, namun negeri ini memang terkenal dengan “jam karetnya”
terlebih hari ini adalah hari Ahad, hari libur bagi setiap orang, maka jangan
disalahkan jika perkumpulan pagi ini tidak tepat didakan jam 9 pagi, acara baru
dimulai jam setengah 11 setelah menunggu beberapa delegasi teman-teman Unair
yang tak kunjung tiba, setelah 15 menit menunggu akhirnya perkumpulan pun kami
buka terlebih dahulu. Setelah membicarakan
segala hal yang ada, rapat koordinasi selesai dilaksanakan tepat pukul 4
sore, kami bergegas pulang ke tempat stay awal, dan prepare temu-kangen dengan
beberapa teman-keluarga yang tengah berjuang di Malang. Setelah memenuhi
permintaan temu-kangen, saudara-keluarga, akhirnya kami kembali ke tempat stay,
kembali beristirahat setelah memforsir kerja tubuh berlebih di hari sebelumnya.
Ada beberapa kisah
yang tak bisa saya ceritakan dengan rinci, sehubung saya juga udah ga mood nulisnya,
lain waktu saya perbaiki tulisan part 2 nya
~gomennasai
Comments
Post a Comment