Keep Moving Forward


                Beliau itu lembut seperti wanita kebanyakan namun, semua itu hanya tampilan luarnya saja. Jauh didalam jiwanya, beliau adalah seorang yang gigih dan tak mengenal putus asa. Beliau itu perhatian terlebih untuk lingkungan dan sekelilingnya namun, wujud perhatiannya berbeda dengan orang kebanyakan. Pembawaannya tenang dan bersahaja namun, siapa kira ternyata dibalik semua itu dirinya adalah seorang pemikir yang tak ada habisnya. Memiliki standar tinggi terutama dalam hal tugas-menugas  dalam artian beliau tak pernah menyelesaikan tugasnya hanya dengan alakadarnya, terlebih beliau adalah orang yang perfeksionis, jadi siap-siap saja menerima ribuan kritikan dalam segala hal terlebih menyangkut pekerjaan, tapi jangan salah sangka dulu, semua kritikan yang diberikan semata-mata hanya untuk perbaikan dan hasil maksimal, dan yang membuat kami salut dan kagum hingga saat ini, beliau dapat memberikan kehangatan dan ketenangan untuk sekelilingnya, layaknya mentari pagi menyinari bumi. Namun, sangsi rasanya jika sang pemberi kehangatan dan ketenangan tak dapat merasakan kehangatan yang ia berikan kepada sekelilingnya.  Pernah beberapa pertemuan kami reflek memberikan peluk-hangat saking gembiranya namun respon yang diberikan berupa jeritan kecil menahan geli dan bingung, mungkin karena usia kami yang hanya terpaut beberapa tahun, atau mungkin memang  dirinya termasuk orang yang kaku dan jarang merasakan semua itu atau mungkin? Entahlah, masih banyak tanda tanya yang bermunculan dikepalaku namun hingga kini tak kutemukan jawabannya. Mungkin ia belum terbiasa? atau mungkin dirinya tak dapat merasakan kehangatan timbal balik dari yang ia berikan? Terlalu banyak spekulasi bermunculan, dan aku dan yang lainnya tak mungkin hanya menerka-nerka dengan ketidak pastian, yang jelas di zaman era milenium seperti ini sudah sangat jarang dapat kita temui guru yang dapat merengkuh dan menyentuh anak muridnya dengan sentuhan berwujud kasih sayang, kepeduliannya, kehangatannya, dan kami bersyukur, kami menjadi salah satu yang beruntung yang dapat merasakan semua itu, kami masih memiliki guru-guru yang memotivasi, walau tak sedikit di lain sisi kami dijatuhkan, namun tetap ada yang merengkuh dan menguatkan.
Semua ini pembelajaran
 Ya itu benar! Kapan lagi belajar mental jika tak didik dari sekarang?
“Masyarakat itu luas, dipenuhi orang dengan segala macam dan bentuknya, semua yang dialami disini hanyalah satu proses kecil dalam pembelajaran kehidupan, belum ada apa-apanya, sudahlah masalah sesulit apapun yang kalian hadapi disini itu hanya bagian kecil dari skenario kehidupan”
Kalimat itu terus menggema dalam pikiran kami memenuhi relung hati serta kehidupan dan dengan ciri khasnya ia memberi beberapa advice and motivation disetiap penghujung jam pelajaran, membuat kami menunggu-nunggu dan menanti-nanti kehadirannya dilain waktu dan masih dijam pelajaran yang sama. Kali ini, beliau memasuki ruangan dengan ciri khasnya yang tak pernah lepas, dan dengan langkah ritme yang tak berubah membuat beberapa dari kami yang usil dapat menghitung dengan tepat ritme langkanya serta menebak gerakan apa yang akan ia lakukan berikutnya.  Setelah menghabiskan 35 menit jam pelajaran, ia melirik arlojinya dan tersenyum simpul.
“Ada yang ingin bertanya?”
“Motivasi...”
“Advice....” seru anak-anak serempak.
“All right, How was your life?” tanyanya kepada kami dengan segenap perhatian dan keingin tahuan.
“Yah, gitu miss, biasa lah, semua tugas dijalani, ya dihina, ya dijatuhkan, itu mah hal biasa ya mau gimana lagi, udah keseringan digituin sii” celetuk salah satu dari kami dengan nada pasrah dan tak bergairah hidup
Sementara ia masih berdiri didepan dengan senyum simpul menghiasi bibirnya.
“Other?”
“Kalian gak bersyukur atas apa yang telah kalian raih?”
“Bersyukur, yah gitu”
“Iya, bersyukur udah selesai dan udah terlewati malah” Sorak sekelompok anak di pojokan dengan nada gemas
“Emang apa miss yang telah kita raih? Menorehkan prestasi? Nggak, Kebanggaan? Juga Nggak, Memuaskan? Biasa-biasa aja, yaudah gitu-gitu aja”
“No, no, kalian jangan jadi orang pesimis! Langkah kalian kedepan itu masih panjang! Masa depan kalian itu cerah! Gak ada kata “Cuma gitu-gitu aja” gak akan maju kalian dengan posisi seperti ini, mau jadi apa negara kita, kalo di penuhi dengan generasi muda yang jalan pikirannya pendek, pesimis seperti ini? Ingat, Nak! Kalian itu Generasi Muda Harapan Bangsa!”            
Suasana mulai terasa hening, sepi, senyap, semua mulai berkonsentrasi mendengarkan nasihat, petuah –petuah yang tengah diberikan.
“Tubuh kalian itu punya ruh yaitu jiwa kalian, begitu pula dengan pekerjaan yang kalian lakukan, semua ruh dalam pekerjaan itu ada pada satu hal yaitu ikhlas, saat kalian melakukan segala sesuatu itu dengan segenap keikhlasan, dan segenap jiwa kalian, disertai niat beribadah karena Allah SWT, Insya Allah, semua akan membuahkan hasil”
“Ikhlas bukan berarti menyerah, ikhlas bukan berarti pasrah, ikhlas bukan berarti kalah,Tidak! Itu semua bukan definisi ikhlas yang dimaksud, karena ikhlas adalah nyawa sebuah pribadi, jadi bisa kalian renungkan pribadi yang tidak memiliki keikhlasan adalah pribadi yang?”
“Mati” jawab salah seorang dari kami
“Thats Right! One hundred for you! Jadi, sekarang mari kita berkaca, bercemin, melihat kembali pada diri masing-masing, apakah kita telah ikhlas dalam melaksanakan segala sesuatu? Atau mungkin, apakah kita termasuk dari golongan yang memiliki kepribadian yang mati? Kalian tau, karena ketidakikhlasan seseorang bisa berubah menjadi pendengki, berlaku curang, atau mungkin bisa sampai pada bertindak kriminal”
“Memang sifat ikhlas bisa dilatih, miss?” tanya salah seorang dari kami
Bisa, asalkan kalian memakai cara
“Caranya gimana?”
“Caranya, berhati-hati dalam memilih perkataan ketika berbicara, berhati-hati menyusun pikiran, mau diterima atau ditolak, itu bukan perkara, yang penting kalian melaksanakan semuanya dengan segenap keikhlasan, itu semua jauh dari kata cukup”
Kami masih terpaku, merenungkan beberapa advice yang baru saja ia berikan, sementara beliau masih setia berdiri didepan kelas dengan senyum simpul yang selalu menghiasi bibirnya.
“All right, life is simple! Life is choice, everyone have their own way, to choose which one that they want it, and for today I’ll give you some quotes” kata beliau seraya mengambil sebutir kapur tulis dan menuliskan beberapa kata di depan kelas yang berisi : “If you can’t FLY then RUN, If you can’t RUN then WALK, If you can’t WALK then CRAWL, Although you keep moving forward
“Do you understand?” tanya beliau kepada kami, memastikan jika kami memahami maksud dan pelajaran hidup yang kali ini ia berikan
“Yes, miss” jawab kami serentak.
“Yang penting jangan biarkan diri kalian statis, tak bergerak menuju perubahan, terpaku untuk hal yang tak berguna, terpuruk akan keadaan yang mungkin dengan sengaja ingin menjatuhkan kalian, dan jangan biarkan diri kalian merenungi terus-menerus hal-hal yang telah berlalu, yang lalu biarlah berlalu kalian punya harapan, masih ada hari esok! Intropeksi, selama kita masih bisa terus mengintropeksi dan memperbaiki kesalahan yang ada, kita tak mungkin menjadi orang-orang yang terpuruk dan menyesal, penyesalan diakhir itu biasa, tapi orang pintar menyesal itu didepan, sekarang semua tergantung kalian, mau Move On atau nggak, it’s your choice”


Comments

Popular posts from this blog

Lembaran makna dalam Kimi No Nawa

Interwined

Bias Ombak