Aist- keping 1

            Diantara beribu noktah yang terlewati
            Ribuan mil jarak yang membentang
            Serta milyaran panah halang-rintang menghadang
Aku tetap mendapatimu, terdiam, termenung, disudut keramaian, tanpa seutas kebahagian sedikitpun,-
            Kemana perginya senyum simpul?
            Apakah ia pergi bersamaan dengan sinar sang-surya yang tak kunjung menampakkan wajahnya?
            Kemana perginya pelita?
            Apakah ia tak sudi menemani malam melewati waktunya yang penuh akan gelap-gulita?
            Kemana larinya segala suka-cita?
            Apakah ia tak ingin lagi menampakkan wajahnya?
            Dimana kau sembunyikan kebahagian?
            Kemana kau larikan keceriaan?
            Bagaimana kau dapat bertahan?
Dan aku masih melihatmu dirundung pilu, terguncang akan keadaan, dengan segala hal yang tak pasti yang tiada bertepi,-
Sendiri,- bersama hening dan hembusan angin.

***

            Pagi yang dingin bagi setiap orang yang terbiasa akan iklim tropis dan kini tengah mengalami musim dingin pertama kalinya di negri orang, dengan jarak yang membentang terlampaui samudra dan laut luas, jauh dari kehangatan yang begitu kurindukan. Sebenarnya bukan suhu yang fantastis, ini semua suhu normal berkisar 13°C-15°C, layaknya pendingin udara diluar ruangan, dan untuk pertama kalinya pula kulitku benar-benar terasa sangat kering, mungkin karna belum dapat beradaptasi diudara kering dengan suhu luar ruangan dibawah 16°C.
            Aku mencoba menghirup udara dingin disekelilingku, sekali lagi harus kusadarkan diri ini jika aku tengah menginjakkan kaki dinegri kangguru, negri impianku yang telah lama menjadi dambaan serta cita-cita untuk dikunjungi
“Welcome in Sydney, Vie”gumamku dalam hati
            Tak banyak kata dapat terucap, tak banyak dapat memberi komentar, karena aku benar-benar tengah menikmati suasana asing yang sebelumnya belum pernah kurasakan, setelah mengalami perjalanan cukup panjang, duduk berdiam diri, tanpa ada banyak hal menarik  yang dapat dilakukan, terbang diatas ketinggian 35.000 kaki diatas permukaan laut, dengan orang asing disekelilingku, berkhusyuk-masyhuk menuju “neverland”-nya masing-masing, menghabiskan waktu yang lama dengan hal-hal yang membosankan, 9 jam lamanya, dapat kau bayangkan? Ku coba menikmati penerbangan kali ini dengan mendengarkan head-set yang dipenuhi daftar list lagu favorite-ku, menghibur diri dengan film-film yang ada, berusah mengusik kebosanan yang tak kunjung beranjak pergi.
-10.00 a.m.-
             Waktu setempat  menunjukkan pukul 10 pagi tepat, setelah mengalami guncangan yang cukup berat ketika landing di Sydney International Airport, membuat tubuh letih ini terguncang, setelah beberapa saat, akhirnya para passenger dapat melonggarkan dirinya dari sesaknya keamanan maskapai penerbangan, sapaan hangat telah siap menyambut kami di penghujung pintu pesawat, para pramugari-pramugara telah bersiap memberi sapaan hangatnya yang cukup memberi kenyamanan serta kehangatan tersendiri dalam jiwa yang sepi. Melewati beberapa lorong dan koridor penghubung akhirnya kami para passanger dibawa ke ruang imgriasi, antrian passanger di line pemeriksaan segala persyaratan wajib kian sesak, setiap orang sibuk mempersiapkan yang akan di periksa, passport, visa, semuanya dengan tepat. Sekitar 25 menit kami berdiri di antrian panjang, menunggu giliran setiap personal nya, hingga akhirnya passport kami di cap bagian imigrasi Austarlia, Sydney, dan untuk hari ini sampai dua minggu kedepan kami resmi menjadi tourist, dengan program student exchange di Sydney. Setelah beberapa waktu berlalu dengan sistem keamanan tingkat tinggi di bagian imigrasi, akhirnya kami berjalan menuju lorong selanjutnya menaiki eskalator, dan sampai di tempat yang kami tuju, menunggu bagasi yang tengah dikeluarkan, satu-persatu barang kami tiba, hingga akhirnya ku temukan sesosok berdiri disana terdiam, sibuk membantu bahu-membahu, tak banyak berbicara, terlihat jelas dari pembawaannya yang tenang jika dirinya adalah orang yang pendiam.Perjalanan dan kisah kami berawal dari sini.

Comments

Popular posts from this blog

Lembaran makna dalam Kimi No Nawa

Interwined

Bias Ombak