Tentang Aku




3rd weeks after 20.
Tanpa terasa setelah usiaku berganti, setelah waktu memasuki tiga minggu tepat, begitu banyak hikmah yang dapat ku ambil.
Maafkan atas segala kekurangan dan kesalahan yang aku miliki.
Maaf jika selama ini aku hanya menjadi pelemah dalam dirimu, atau mungkin aku hanyalah masa lalu yang ingin kau urungkan, namun kau pun tak kuasa untuk mengurungkannya dikarenakan aku masih kerap bermunculan, menyapa dan hilang, terbit-tenggelam layaknya pelangi yang mungkin kau kira mentari.
20, bukanlah angka yang tepat untuk bermain-main, kini aku dihadapkan dengan dilema berkepanjangan. Antara jalan panjang menuju masa depan, langkah masa sekarang, serta kenangan di masa lalu. Aku sadar, setengah jalan hidup yang telah terlewati ini semua berdasarkan pilihan dan keinginan ku sendiri, entah pilihan itu jatuh karena keegoisan ku atau mungkin karena cita dan mimpi yang kuimpikan. Layaknya, lembaran buku yang dibuka satu demi satu, banyak yang datang dan pergi  selama beberapa tahun terakhir ini.
Dimulai dengan dirimu, orang yang banyak berpengaruh dalam diriku selama ini, terbilang lama kita mengenal satu sama lain, berteman, walau kini tanpa warta dan tanpa berita. Terkadang, tanpa kau sadari aku masih selalu ketergantungan dengan segala nasihat dan dukungan yang biasa kau beri. Namun, waktu mengubah semua yang ada, mengajarkan ku untuk terbiasa akan kesendirian. Karena, tak selamanya yang datang akan bertahan , dan tak selamanya yang pergi akan kembali. Entah, apa yang kau pikirkan, dan kau memilih jalan yang kau tuju, menjauh tanpa sebuah alasan yang jelas, dan terkadang kembali membawa secercah harapan, namun ternyata semua yang ada hanyalah bayangan fatamorgana.
Setahun terlewati, satu datang dan satu pergi, satu persatu orang baru kembali hadir dalam hidup ini. Penuh warna, kali ini yang hadir orang yang membawa ku kepada kesadaran penuh arti utuh, membawa ku akan kekaguman dan kutemukan ketenangan di tempat terteduh didalam kampus itu. Aku kira, semua ini akan bertahan lama. Bahkan aku berharap waktu tak akan berputar dan bergulir. Seakan waktu ingin ku hentikan agar keadaan tak akan pernah berubah, pertemuan yang sederhana dengan kesan yang cukup istimewa. Namun kau tau, semua itu tak bertahan lama. Selepas liburan panjang terlewati, selepas kau semakin jauh dan tak tergapai, selepas dinding pemisah kau ciptakan, sekali lagi, aku kehilangan orang yang memiliki peran penting dalam perkembangan ku disini. Layaknya layang-layang putus, tanpa arah dia semakin jauh, menuju negeri yang sebelumnya tak terbayang olehku. Bahkan, hingga detik ini akal ku masih menyangkalnya jika kini dirinya tengah berjuang di negeri Kinanah, negeri para nabi, negeri firaun, negeri yang dulu sempat menjadi peradaban dunia tertua. Sekali lagi aku kehilangan kerabat terdekat, tanpa warta dan tanpa berita. Dan yang tersisa kali ini hanyalah kenangan-kenangan di sudut memori gelap.
Memasuki tahun selanjutnya, satu datang dan satu pergi, kembali hadir seorang yang membawa kekaguman ku kepada dirinya dengan segenap kharismatik dan pengalamannya yang mempuni, aku terbuai.
Namun ternyata aku salah, dia tak semudah yang ku kira, bahkan dia selalu waspada terhadap lingkungan sekitarnya, entah trauma apa yang ia miliki dan ia alami di masa lalu, membuat ia jauh dari kepribadian aslinya. Dan tanpa terasa waktu bergulir dengan cepatnya, beberapa kali aku temukan serpihan kisahnya yang ia sebut ranah privasi, namun waktu bisa mengubah apa saja dengan cepatnya.
Sebenarnya, aku udah nyaman dengan keadaan yang telah lalu, but great things never comes from comfort zones right? Karena aku percaya segala sesuatu itu gak ada yang instant, so this is my new Journey.

Comments

Popular posts from this blog

Lembaran makna dalam Kimi No Nawa

Interwined

Bias Ombak