Konflik di bulan Desember
Malam itu ditengah kemalut dunia yang tak ada hentinya,
disela hembusan angin malam yang dingin, serta diiringi alunan musik mandarin
yang mendayu-dayu. Kita terdiam, terlarut dalam hening dan ego masing-masing.
Berkecamuk dalam pikiran masing-masing, berkutat dalam pendirian masing-masing.
Hingga akhirnya, hujan itu tak dapat dielakkan lagi. Kau
terdiam dengan emosi yang sudah diambang batasnya, hanya dapat diartikan dengan
tangisan yang menjadi. Kau terisak dalam diam, sementara aku hanya dapat diam memikirkan
dimana letak kesalahan utamaku, hingga membuatm menangis sejadi-jadinya.
Sebut aku kejam, atas segala perkataanku yang tanpa ku
sadari ternyata setajam pisau belati dan tepat menusuk sisi terlemahmu.
Sebut aku dingin, atas segala sikap ku yang acuh dan
membuatmu kesal. Kau boleh menyebut aku apapun sesukamu, sesuai hatimu. Hingga
emosimu mereda, dan hujan di matamu tak lagi menggenang.
Kau tau ? aku adalah aku
Apapun keadaannya aku tetap menjadi diriku, aku masih
menjadi orang yang selalu menyesali perbuatan yang telah ku perbuat dan tanpa
ku sadari banyak menyakiti orang lain. Masih memikirkan sikap mana yang harus
ku dahulukan walau sebenarnya aku pun muak dan lelah. Masih terlihat tegar dan
tanpa tangisan walau sebenarnya aku pun sadar jika aku lebih rapuh dari dirimu.
Aku mungkin terlihat dapat mengayomi dan kalian bilang
cukup adil, tapi aku sadar aku sendiri masih sering terjebak dalam emosi labil,
keegoisan, serta keras kepala yang selalu ku lawan dan ku perangi dalam diriku
sendiri. Aku masih perlu melakukan muhasabah dan intropeksi diri. Aku jauh dari
jenis manusia perfeksionis seperti mu, mungkin aku terlalu spontan dan tak
terbaca oleh dirimu yang terlalu rapi dan taat dalam keteraturan peraturan yang
kau buat sendiri.
Kita sama-sama B namun, memiliki perbedaan yang cukup
signfikan disatu sisi kau memiliki sisi B dengan O yang kuat, sementara aku
sering tercampur antara B dan A yang cukup kuat.
Kita memang berbeda, namun tanggung jawab yang kita
miliki sama. Jangan anggap aku berpengalaman, aku juga butuh belajar, justru
proses yang panjang selama ini dilalui yang membuat semua ini bisa terjadi.
Semoga acara yang kau elu-elu kan dan kau damba-dambakan dapat berjalan sesuai
dengan apa yang kau inginkan dan kau bayangkan. Tapi perlu diingat, kita punya
tim, jika dulu engkau mengelu-elukan kerjasama, teamwork, dan keterbukaan,
kenapa sekarang diposisi yang kau miliki tidak engkau realisasikan ?
Aku masih perlu belajar, aku masih perlu waktu untuk bisa
membaca sikap, watak, sifat yang kau miliki.
Aku manusia yang masih terus bertransformasi menuju
hal-hal positif, agar akhirnya aku dapat menyebarkan sisi posiitif ku di miliu
yang aku miliki.
-Penghujung Desember, 2017-12-26.
1.45 a.m. ditengah hati yang berkecamuk dan pikiran yang
statis.
Comments
Post a Comment