Lembar 7.466

Untold Story
Ahad, 06 May 2018
“Aku takut,  telah memulai sesuatu yang tak bisa ku akhiri. Karena, hidup terus bergerak diluar rencana, bahkan begitu tiba-tiba menghadirkan seseorang yang entah dari mana, semoga saja semua ini bukan dari awal dari kesialan lainya. Semoga,-”
Tanpa terasa waktu bergulir begitu cepatnya, tepat setahun waktu bergulir, dan kita tak pernah mengetahui apa yang akan kita temukan dilembar berikutnya. Memang benar, Dia Yang Maha Kuasa selalu punya kejutan, ada hal dalam hidup yang datang selagi kita berjalan, tanpa pernah sebelumnya kita bayangkan. Sudah lama aku memperhatikan, dan aku akui aku yang salah, aku terlanjur membaca dari halaman pertama. Kau tau? Aku takut, aku takut telah memulai sesuatu yang tak bisa ku akhiri, karena hidup terus bergerak diluar rencana, bahkan begitu tiba-tiba menghadirkan seseorang yang entah dari mana, semoga saja semua ini bukan awal dari kesialan lainnya, semoga.
Sudah sejak lama aku memperhatikan, membaca setiap paragraf yang tersedia dan terhampar didepanku, dan semakin aku membaca setiap paragrafnya, semakin aku terbawa dan larut didalamnya. Seakan menemukan cermin, terasa ada namun tak nyata, aku terbawa dalam alur kisah yang tak seharusnya aku sentuh dari awal, namun apalah daya, aku layaknya melanggar setiap rambu-rambu lalu lintas yang tertera disana, aku semakin melaju, mencari alur-alur kisah yang tersembunyi dibalik kisah yang tersedia dan terhampar luas-bebas ku baca.
Aku tau semua ini hanyalah euforia sesaat. Rasa senang yang akan hilang seperti kejapan mata, bahkan detik itu, di saat aku tersadar ada sesuatu yang tersembunyi dan itu tidak kumengerti, aku kembali ke deretan rak buku lama mencari halaman yang sudah diurungkan dan masuk kedalam deretan ranah terlarang. Namun tampaknya waktu sedang tidak berpihak kepadaku, setelah semua luruh dibawanya, layak deburan ombak menyapu pesisir pantai, membawa serta buih-buih, habis-tak tersisa. Detik itu, aku kehilangan kata-kata. Seakan semuanya bertransformasi menjdi bisikan tanpa makna.
Mungkin benar, bunuh diri namanya melakukan hal yang tidak kita sukai bahkan melawan sebuah ketakutan. Mungkin rasa takut perlu dilawan, yang membawa kita kepada kenyataan baru dan tanpa sadari membawa kita menjadi suka terpada hal tersebut atau bahkan tergila-gila kepadanya.
Sudah aku coba melawan rasa takut terbesar ku, aku tau semua ini hanya masalah waktu, tinggal menunggu waktu mengoyak luka dan sakit tak berdarah, padahal sudah jelas-jelas tertera disana, sudah saatnya belajar menerima, sudah saatnya belajar berdamai, berdamai dengan keadaan, berdamai dengan waktu, bahkan berdamai dengan kenyataan. Cepat atau lambat rasa takutku akan bertransformasi menjadi nyata, terealisasikan dalam kehidupan nyata, dan entahlah. Hingga tiba saatnya waktu itu menghampiri, entah sudah ada persiapan atau belum yang jelas jika waktu itu tiba, aku harus siap menghadapinya.
Sudah, sudah ku buang semua angan semu dan mimpi-mimpi yang tak mungkin tercapai. Biar, biar saja waktu yang membawa kearah mana yang ia tuju dan kemana ia kita akan berlabuh. Sudah kubuang semua rasa takut yang kian bertransformasi menjadi nyata. Hanya tinggal menunggu waktu yang berbicara, membawaku pada sebuah kebenaran dan kembali kepada sebuah realitas kehidupan.
Aku sudah berdamai,-
Jangan tarik aku kembali kepada hal yang meresahkan.
Mungkin benar, tidak tepat terlalu berharap, atau aku telah salah, berharap kepada sesama manusia. Memang benar, berharap itu memang hanya kepada Yang Maha Kuasa.
Dan terimakasih atas doa dan motivasinya selama setahun ini, selamat atas keberhasilan yang telah diraih, prestasi yang dicapai, serta asa dan mimpi yang tergapai. Aku senang, mengetahui kau yang entah dimana berhasil melewati masa ujianmu hanya dalam beberapa bulan, kau yang tengah merindukan bulan ramadhan dirumah dengan jarak yang menghampar luas, jauh didepan mata, hingga kabar bahagia lainnya membawa serta kebahagian disekitarku.

Tidak usah terburu-buru, kita tengah berusaha. Sebaik-baiknya. Karena hanya Dia Yang Maha Kuasa saja yang dapat menjawabnya.

Comments

Popular posts from this blog

Lembaran makna dalam Kimi No Nawa

Interwined

Bias Ombak