Anitya

Kembali aku ke sudut kesendirian ku,

Entah kepada siapa lagi, ku ceritakan baik-buruk hari ku, kau terlalu jauh untuk dapat menanggapi keluh ku.

Setiap semburat merah itu tampak di peraduan, itu berarti satu senja telah ku lalui.

Hebat ya, aku masih bertahan sejauh ini.

Kembali aku pada pertanyaan yang terus menerus menghantui pikiran ku.

Siapa yang duluan akan datang padaku?

Masa ku kah yang duluan tiba, hingga habis waktu dan rizki yg ku punya?

Atau aku di beri kesempatan untuk meluaskan lagi makna sabar dalam hidup ku.

Mempelajari dan membaca kembali buku-buku dalam kehidupan yang fana, tanpa lupa bahwa semua ini hanya titipan.

Tuan, pernah kah kau ingat kau pernah tuliskan sajak ini kepadaku?

"Setiap kali dukamu datang, itu berarti ada bagian dari hatimu yang pergi, meninggalkan sebuah ruang. Megap-megap nafasmu. Padahal kau sedang di tempat yang terang"

Betul Tuan, aku tau bagaimana kali ini rasanya sesak berebut udara antara alur keluar dan masuk.

Betul Tuan, bukan sebagian lagi dari hati ku yang pergi, di setiap duka dan lara yg ku alami.

Comments

Popular posts from this blog

Lembaran makna dalam Kimi No Nawa

Bias Ombak

Interwined