Pesan ku di gelombang kedelapan

Sudah delapan gelombang ku lewati  moment ini, moment yang berarti untuk kita semua.
Bahkan di gelombang ke delapan, aku mendapatkan sebuah kabar bahagia yang datang dari kawan sejawat. Dimana ia berhasil menembus apa yang ia perjuangkan selama ini, mejamah ranah dunia tetangga jauh negeri ini. Negeri tirai bambu, bahkan kini ia ditunggu kehadirannya di penghujung timur negeri tirai bambu.
Bukan, bukan aku yang bersedih, bukan pula aku yang kecewa. Justru, aku bangga akan keberhasilan yang engkau raih atas segala usaha dan kerja keras mu, kau patut mendapatkannya, dan doakan aku dan yang lainnya dapat segera menyusul mu menjamah negeri tirai bambu.

Dan untukmu yang tengah berjuang disana
semoga perjalanan menuntut ilmu-mu dinegeri kinanah dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan rencana Yang Maha Kuasa.

Kau tau, wahai dirimu yang berada di penghujung jawa bagian ini.
Terkadang aku lelah, dan ingin berlari. Kau tau, bahkan kau sadar aku pun rapuh, tak sekuat baja dan tak seperti yang engkau bayangkan, lantas mengapa kejadian ini berlangsung dan terus menerus berlanjut?
apa tali itu terlalu panjang hingga memudahkanmu untuk selalu tarik-ulur?
aku hanya membutuhkan dirimu yang sebenarnya, dirimu yang setulusnya ada tanpa ada makna terselubung. Kita keluarga lantas mengapa kita menjauh?

Dan untuk dirimu,
semoga kau tersadar, secepatnya. Jika, materi bukan lah segalanya. Jangan pernah memandang kebahagiaan dari penilaian materi. Jujur, Aku MUAK dengan tingkah mu, dengan segala kebohongan yang kau umbar, seakan kau ingin menarik perhatian dengan sekelilingmu dengan kebohongan yang terus-menerus kau umbar. Memang ladang rumput tetangga selalu terlihat hijau, terlebih untuk mereka yang tak bisa bersyukur dan memaknai secara haqiqi apa itu syukur. Cepat akhiri drama yang kau buat, sebelum semua berubah menjadi fatal.











Comments

Popular posts from this blog

Lembaran makna dalam Kimi No Nawa

Interwined

Bias Ombak