Iman, Ilmu dan Amal
Iman, Ilmu dan Amal
Iman atau kepercayaan merupakan dasar
dari sebuah ilmu. Itulah sebabnya, nabi-nabi lebih dahulu menanamkan Iman
daripada menyiarkan ilmu. Apabila iman telah teguh, ilmu pun dapat ditambah
bertambah lama bertambah banyak. Di dalam al-Qur’an telah disebutkan bahwasanya
ilmu yang diberikan Allah kepada hamba-Nya hanya sedikit. Ilmu yang didapatkan
manusia sekarang ini, barulah laksana beberapa butir lokan mutiara yang
dibongkar ombak dari dasar laut lalu diantarnya ke tepi, sementara yang masih
tersimpan di dalam dasar laut masih terlalu banyak, tidak akan habis
selama-lamanya, walaupun manusia datang ke dunia dan manusia kembali ke tanah,
dia akan tetap tersimpan.
Ilmu
meninggikan derajat orang alim, sehingga merekalah yang menjadi bintang di
dalam masyarakat. Ilmu, haruslah memberi manfaat kepada diri dan kepada
masyarakat. Orang yang ilmunya hanya untuk dirinya sendiri, tidak disokong oleh
cita-cita bagi kemaslahatan sesama manusia, atau sebangsanya maka oran tersebut
serupa kedudukannya dengan orang yang bodoh. Ilmu yang disertai iman, artinya
rasa yang disertai timbangan, adalah mizan dunia, yang akan menimbang sama
berat dalam ukuran hidup. Meningkatnya ilmu menyebabkan murahnya lapangan
pekerjaan. Beribu-ribu kaum buruh terpaksa melepaskan pekerjaannya menjadi
pengangguran lantaran ilmu mesin telah mengurangi tenaga manusia. Kalau
sekiranya ilmu tidak dicampuri iman, pendapat baru tidak dikungkung oleh ingat
akan kemanusiaan dan Tuhan, apalah jadinya dunia ini?
Ilmu
yang dikungkung iman, yang menghargai kehidupan sesudah kehidupan yang
sekarang, itulah pangkal bahagia. Setelah ilmu yang bersemangat iman itu teguh
tumbuhnya didalam dada, hendaklah diiringi dengan amal, kerja dan usaha. Ilmu
yang tidak diikuti amal tidaklah ada gunanya bagi hayat. Ilmu itu harus
membekas keluar diri dan kepada yang lain.
Berusaha dan bekerja di belakang ilmu dan
pengetahuan, itulah kewajiban kita. Untuk kebahagian diri sendiri, hendaklah
ilmu pengetahuan diamalkan dan agama islam adalah agama ilmu dan amal.
#Dikutip dari Falsafah Hidup
Karya: Prof. Dr. HAMKA
-Keutamaan Ilmu 66-72
Comments
Post a Comment